Gojek
Gojek merupakan sebuah
perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makariem. Saat
ini, Gojek telah tersedia di 50 kota di Indonesia. Hingga bulan Juni 2016,
aplikasi Gojek sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada
sistem operasi Android, dan telah tersedia di App Store. Gojek juga mempunyai
layanan pembayaran digital yang bernama Gopay. Layanan Gojek kini telah
tersedia di Thailand, Vietnam dan Singapura.
- Sejarah Gojek
Gojek didirikan oleh Nadiem Makarim, warga negara Indonesia lulusan Master of Business Administration dari Harvard Business School. Ide mendirikan Gojek muncul dari pengalaman pribadi Nadiem Makarim menggunakan transportasi ojek hampir setiap hari ke tempat kerjanya untuk menembus kemacetan di Jakarta. Saat itu, Nadiem masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku.
Sebagai seorang yang sering menggunakan transportasi ojek, Nadiem melihat ternyata sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh pengemudi ojek hanyalah sekadar mangkal menunggu penumpang. Padahal, pengemudi ojek akan mendapatkan penghasilan yang lumayan bila banyak penumpang. Selain itu, ia melihat ketersediaan jenis transportasi ini tidak sebanyak transportasi lainnya sehingga seringkali cukup sulit untuk dicari. Ia menginginkan ojek yang bisa ada setiap saat dibutuhkan. Dari pengalamannya tersebut, Nadiem Makarim melihat adanya peluang untuk membuat sebuah layanan yang dapat menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, Gojek resmi berdiri dengan 20 orang pengemudi. Pada saat itu, Gojek masih mengandalkan call center untuk menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek. Pada pertengahan 2014, berkat popularitas Uber kala itu, Nadiem Makarim mulai mendapatkan tawaran investasi. Pada 7 Januari 2015, Gojek akhirnya meluncurkan aplikasi berbasis Android dan IOS untuk menggantikan sistem pemesanan menggunakan call center.
2. Pendanaan
Gojek pertama kali
mendapatkan kucuran dana dari NSI Ventures pada Juni 2015 dengan besaran dana
yang tidak dipublikasikan. Pada Oktober 2015, Gojek kembali mendapatkan kucuran
dana. Kali ini dari Sequoia Capital dan DST Global yang juga tidak disebutkan
jumlahnya.
Pada Agustus 2016, Gojek
secara resmi mengumumkan pendanaan senilai US$550 juta atau sekitar Rp7,2
triliun dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Private
Markets dan investor-investor sebelumnya. Dengan adanya pendanaan tersebut,
Gojek resmi berstatus sebagai unicorn pertama di Indonesia, yaitu startup
dengan valuasi lebih dari US$1 miliar. Pada saat itu, valuasi Gojek telah
mencapai US$1,3 miliar (sekitar Rp17 triliun).
Pada Januari 2018, Google melalui situs blog resminya mengumumkan bahwa
mereka telah memberikan pendanaan untuk Gojek. Ini merupakan investasi pertama
Google kepada startup di Asia. Kucuran dana tersebut merupakan bagian dari seri
pendanaan yang diikuti oleh Tencent, JD, Temasek, dan Meituan-Dianping yang
mencapai angka US$1,2 miliar (sekitar Rp16 triliun). Dalam pengumumannya, Google tidak merinci besaran jumlah investasinya
kepada Gojek namun sebuah sumber dari Reuters menyebutkan totalnya sekitar 100
juta dollar AS (sekitar 1,3 triliun).
Tidak lama setelah Google, pada 12 Februari 2018 Astra Internasional
yang merupakan salah satu perusahaan otomotif nasional mengumumkan investasinya
kepada Gojek senilai US$ 150 juta atau sekitar Rp2 triliun. Suntikan dana tersebut
merupakan investasi terbesar sepanjang sejarah Astra di sektor digital dan yang
terbesar di Gojek bila dibandingkan dengan investor-investor lainnya sampai
pada saat itu. Pada hari yang sama, Djarum Grup melalui PT Global Digital Niaga
(GDN) yang merupakan anak usaha perusahaan modal ventura Global Digital Prima
(GDP) milik Djarum, juga mengumumkan investasinya kepada Gojek. Dalam
pengumuman tersebut. GDN tidak bersedia mengungkapkan berapa dana yang mereka
investasikan ke Gojek.
3. Dampak
Sebuah riset yang
dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia menyebut Gojek telah memberi kontribusi Rp8,2 triliun per tahun bagi
perekonomian Indonesia melalui penghasilan mitra pengemudi. Gojek juga
berkontribusi Rp1,7 triliun per tahun bagi perekonomian Indonesia melalui
penghasilan mitra UMKM. Penelitian yang melibatkan 3.315 responden di 9 wilayah
tersebut menunjukkan rata-rata penghasilan mitra pengemudi mencapai Rp3,31 juta
lebih tinggi dari UMK 9 wilayah itu yang hanya Rp2,8 juta.
4. Fitur dan Layanan Gojek
- Go-Send, layanan transportasi barang
- Go-Ride, layanan transportasi penumpang dengan menggunakan motor
- Go-Food, layanan pesan antar makanan
- Go-Box, layanan pengantaran barang berukuran besar
- Go-Clean, layanan membersihkan rumah
- Go-Clam, layanan kecantikan
- Go-Massage, layanan pemijatan
- Go-Tix, layanan pemesanan tiket
- Go-Car, layanan transportasi penumpang dengan menggunakan mobil
- Go-Auto, layanan montir
- Go-Med, layanan pembelian obat
- Go-Pulsa, layanan pembelian pulsa
- Go-Shop, layanan belanja barang
- Go-Pay, layanan pembayaran digital
- Go-Bills, layanan berbagai pembayaran
- Go-Deals, layanan pembayaran diskon
- Go-Bluebird, layanan transportasi dengan taksi reguler.
Komentar
Posting Komentar